JANGAN MAU DIADU DOMBA. Kalimat itu indah tampaknya, bahkan (memang) sangat benar sekali makna dan maksudnya. Namun hati-hati, kalau lebai menggunakannya juga bisa menjadi alat ADU DOMBA yang baru.
Kok bisa?
Ya, memang benar bahwa kita harus hati-hati dalam menyikapi aneka isu yang berkembang saat ini. Jangan sampai kedamaian dan ketentraman bangsa ini terkoyak hanya karena adu domba oleh segelintir orang jahat.
Namun menyikapi adu domba juga perlu strategi yang cerdas dan baik. Jangan sampai upaya yang dimaksudkan untuk mencegah adu domba, justeru menjadi alat pengadu domba juga.
Begini, misalnya ada sebuah tindak kedzaliman dari sekelompok orang kepada oraang lain. Artinya ada pelaku dan ada korban. Saat korban ingin melakukan perlawanan lalu anda berkata kepadanya: “Jangan melawan…! Jangan mau diadu domba,”
Anda pikir ini perkataan baik? Ya, memang baik kalimatnya namun tidak baik sari segi logika dan akibatnya. Karena bisa dipastikan kalimat anda yang seperti itu adalah bentuk kedzoliman yang kedua terhadap si korban. Sudah dia didzolimi oleh pelaku, eh masih anda dzolimi pula dengan mencegah dia melakukan perlawanan. Seolah penderitaan atau bahkan harga diri si korban ini nggak ada artinya dibanding kejahatan si pelaku.
Kalimat “jangan mau diadu domba” itu lebih tepatnya anda tujukan kepada pelaku, seraya anda bujuk ia untuk meminta maaf kepada korban sebagai tanda bahwa ia sudah sadar kalau tadi telah termakan adu domba. Jadi bukan malah korban yang anda jejali dengan perkataan itu.
Kepada korban silahkan dikatakan ucapan “jangan mau diadu domba” namun disertai jaminan dari anda bahwa anda akan membantu dia menuntut keadilan secara hukum, sehingga tidak sampai teradu domba.
Tapi jika hanya ucapan “jangan mau diadu domba” saja yang anda ucapkan pada korban, sementara para pelaku anda biarkan terus menjadi DOMBA yang gemar menyeruduk orang lain. Itu sama saja anda adalah orang yang sedang mengadu domba pula.
Oleh karena itu wahai saudaraku sekalian mari kita cegah adu domba dengan jalan berlaku adil dalam menegakkan hukum. Jika tidak, maka tak ada gunanya selogan “Jangan Mau Diadu Domba”.
Cinta damai itu bukan dengan membiarkan kezoliman. Tapi dengan menegakkan aturan agar semua berjalan dalam koridor yang benar. Ayo waspada, jangan mau diadu domba
Wallahu a’lam